[postlink]https://depokhamster.blogspot.com/2014/01/jalak-suren-kalimantan.html[/postlink]
Jalak suren kalimantan (Gracupica contra floweri) memang tidak seperti burung jalak suren jawa. Burung ini cenderung berkicau dengan suara aslinya, di mana sebagian kicaumania sering menjadikan suara asli tersebut untuk memaster burung kicauan di rumah. Adapun jalak suren jawa lebih dominan dengan suara-suara isian / masterannya. Karena itu, Anda bisa merawat jalak suren kalimantan sebagai burung master, meski diperlukan upaya penjinakan terlebih dulu mengingat sifat dan karakternya yang liar / giras.
Mengapa jalak suren kalimantan lebih liar daripada jalak suren jawa? Jawaban paling rasional adalah sebagian besar jalak suren jawa yang ada di pasaran merupakan burung hasil penangkaran. Boleh dikatakan, breedingjalak suren jawa sudah mencapai kondisi ideal, sehingga para penggemarnya jarang mendapatkan burung ini dari tangkapan hutan.
Tetapi tidak demikian dengan jalak suren kalimantan. Sejauh ini, burung yang beredar di pasaran didominasi hasil tangkapan hutan. Tidak heran jika karakternya lebih giras.
Karakteristik jalak suren kalimantan
Sekilas, penampilan jalak suren kalimantan mirip dengan jalak suren jawa. Perbedaan utama terletak di bagian atas kepalanya, karena terdapat bulu-bulu berwarna putih denfan corak garis putih yang sangat rapat dengan pangkal hingga bagian tengah paruhnya yang berwarna oranye kemerahan.
—
Selebihnya, warna bulu di bagian tubuh lainnya sama. Nah, di sinilah beberapa oknum pedagang nakal kerap mengibuli calon pembeli. Karena harga jalak suren jawa lebih mahal, mereka menyemir bagian atas kepala jalak suren kalimantan sehingga menjadi hitam, sama seperti jalak suren jawa.
Namun ada satu hal yang tidak bisa dilakukan oknum pedagang nakal tersebut. Kedua ras jalak suren ini punya perbedaan warna pada pangkal paruhnya, dan ini bisa menjadi tengara bagi calon pembeli agar tak tertipu ulah mereka. Pangkal paruh jalak suren kalimantan berwarna oranye kemerahan, sedangkan jalak suren jawa putih gading.
Minimnya jumlah penangkar jalak suren kalimantan menyebabkan stok di pasaran lebih didominasi burung hasil tangkapan alam. Karena itu, pemilik burung harus menjinakkannya terlebih dulu. Padahal tidak mudah untuk membuat burung ini jinak.
Pakan yang diberikan tidak jauh berbeda dari pakan jalak suren jawa maupun jenis jalak lainnya seperti jalak putih, jalak kerbau, jalak nias, dan sebagainya. Burung dari keluarga jalak-jalakan merupakan pemakan segala (omnivora),mulai dari buah-buahan, serangga, ikan kecil, katak, bahkan kadal.
Suara asli jalak suren kalimantan yang ngerol membuatnya lebih istimewa daripada jalak suren jawa yang lebih didominasi suara isian. Selain ngerol, suara jalak suren kalimantan juga kencang, meski monoton. Justru karena tipe suara seperti inilah, maka burung tersebut sering digunakan untuk menemani burung kicauan lainnya, dan sekaligus dijadikan sebagai burung master.
sumber : http://omkicau.com/
0 komentar:
Posting Komentar