Budidaya Burung Dara Pedaging

[postlink]https://depokhamster.blogspot.com/2014/01/budidaya-burung-dara-pedaging.html[/postlink]
Pendahuluan
Kebutuhan daging burung dara untuk konsumsi semakin meningkat. Kandungan gizi yang tinggi pada daging burung dara telah menjadikannya sebagai alternatif sumber protein bagi keluarga. Nilai protein, lemak dan mineral yang cukup tinggi serta rasa gurihnya telah menjadi alasan utama kecintaan masyarakat akan daging burung dara. Depot, rumah makan dan restoran telah banyak yang menawarkan menu dengan bahan utama daging burung dara. Harganya setiap porsi burung dara goreng semakin mahal, yaitu berkisar antara Rp25.000,00 isi 1 ekor. Terkesan mahal memang. Tapi jangan salah. Semakin mahal harga yang ditawarkan, konsumen semakin dibuat penasaran. Hasilnya, menu burung dara goreng pun semakin diburu dan tergolong sebagai menu yang paling cepat habis.
Membudidayakan burung dara dengan tujuan diambil dagingnya belum banyak dijalankan khalayak secara umum. Selama ini, unggas pedaging yang paling banyak dibudidayakan oleh para peternak adalah budidaya ayam kampung, ayam pedaging, burung puyuh dan bebek. Burung dara, selain memiliki masa bertelur yang cukup cepat, juga tergolong sebagai unggas dengan perawatan sangat mudah, tahan terhadap serangan penyakit dan tidak menyita biaya perawatan yang tinggi.
Untuk memulai budidaya burung dara pedaging, bisa dilakukan berdasarkan tahap-tahap sebagai berikut :

1. Pemilihan Lokasi
Burung dara tergolong burung yang paling mudah dalam melakukan adaptasi terhadap lingkungan. Burung ini mampu hidup dan berkembang biak di daerah dingin atau panas, berkelembaban rendah maupun tinggi. Burung dara  juga terbukti sebagai unggas yang dapat hidup secara bebas maupun diternakkan mulai dari zaman kuno hingga zaman modern, seperti sekarang. Artinya, burung dara memiliki daya tahan hidup yang cukup tinggi pada lingkungan apapun. Di desa, di kota, di pantai, di pegunungan, burung dara bisa hidup, tumbuh dan berkembang dengan baik.

2. Persiapan Kandang
Beternak burung dara bisa jadi dapat berpengaruh terhadap keadaan lingkungan sekitar, terutama dalam hal bau kotoran. Untuk itu, budidaya burung dara pedaging sebaiknya dilakukan pada lingkungan yang cukup jauh dari pemukiman misalnya di pekarangan belakang rumah atau dibuatkan kandang secara khusus yang berdiri sendiri dan terpisah dari rumah tempat tinggal. Namun, bau kotoran burung dara bisa diminimalkan dengan cara menjaga kandang agar tetap bersih dari kotoran. Berbagai desain kandang telah banyak dibuat oleh para ahli-ahli peternakan sehingga kandang selalu bisa dalam keadaan bersih dan tidak menimbulkan bau yang menyengat. Desain kandang terbaru dan modern ini bahkan memungkinkan untuk melakukan aktivitas berternak di halaman depan rumah.

3. Pemilihan Indukan
Jika tujuan budidaya burung dara adalah untuk diambil dagingnya, maka indukan yang dipilih sebaiknya adalah yang memiliki karakter yang sesuai yaitu berukuran besar, mengandung daging yang banyak dan memiliki berat yang cukup tinggi. Karakter  burung dara semacam ini bisa didapatkan pada burung dara jenismegan atau biasa disebut sebagai burung dara Magelang karena banyak didapatkan di kota Magelang, Jawa Tengah. Umumnya, burung dara megan ini memiliki warna hitam dengan variasi biru atau hijau yang abstrak. Yang paling menonjol adalah ukurannya yang terlihat jauh lebih besar daripada ukuran burung dara pada umumnya.
4. Persiapan Pakan
Burung dara tidak memerlukan pakan yang mahal. Cukup jagung giling atau biasa disebut beras jagung untuk burung dara yang masih berusia bayi hingga 1 bulan dan siap untuk dipanen. Sedangkan untuk indukan, cukup digunakan jagung pipilan yang belum digiling. Harganya berkisar Rp4.000,00/kg. Sebagai variasi, bisa juga diberikan nasi karak, yaitu nasi sisa yang telah dikeringkan. Harga nasi karak juga sangat murah. Yaitu tidak lebih dari Rp2.000,00/kg. Untuk meningkatkan kecepatan tumbuh bayi burung dara, bisa diberi pakan unggas formula khusus yang biasa disebut starter feed. Lipur khusus untuk bayi unggas ini dikenal sangat ampuh untuk menjadikannya tumbuh dengan pesar dalam waktu hanya 30 hari. Harganya mulai Rp6.000,00/kg untuk pembelian di toko grosir atau Rp9.000,00 untuk pembelian di toko pengecer. Selain makanan formula, ditambahkan pula minuman formula yang diberi larutan vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan nafsu makan.

5. Panen
Bayi burung dara yang diternakkan secara intensif dengan pemberian pakan dan vitamin formula pertumbuhan bisa dipanen dalam waktu hanya 30 hari ketika berat tubuhnya mencapat 300 gram atau lebih. Bisa jadi, ketika mencapai berat tubuh ini, burung dara masih bersuara seperti suara piyik, bahkan sayapnya belum ditumbuhi bulu secara sempurna sehingga belum bisa terbang. Namun, karena tujuan utama budidaya ini adalah untuk diambil dagingnya, maka proses panen sudah bisa dilakukan.
Demikianlah, ternyata budidaya burung dara pedaging bisa dilakukan dimana saja dengan mudah. Jangka waktu panen juga tidak terlalu lama karena burung dara tergolong sebagai burung yang akan bertelur sepanjang tahun asalkan sudah tidak dalam keadaan mengasuh anak. Harga jual anak burung dara pedaging juga cukup tinggi dan stabil yaitu sekitar Rp17.500,00 hingga Rp20.000,00 per ekor. 

sumber : http://anekaragambudidaya.blogspot.com/

0 komentar:

Posting Komentar